Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama saya ingin mengucapkan, Selamat Tahun Baru 2019. Semoga ditahun ini kita semua semakin berjaya dalam rahmat Allah SWT😇.
Seven Stories ini kece banget gais!! Sebab Menampilkan 7 Proyek seni dengan mengeksplorasi ide – ide seputar rasa percaya, keintiman, dan kesadaran diri. Lee Menempatkan partisipasi audiens menjadi pusat dalam karyanya.
Gimana sih?
Langsung aja deh saya bahas karya – karyanya.
![]() |
Pemandu Menjelaskan tentang “The Mending Project” |
Yang pertama ada spot yang cukup instagramable nih, namanya The Mending Project. Proyek ini bisa kalian jumpai ketika baru keluar dari lift di lantai ‘M’ Museum, atau Tepatnya di depan pintu masuk ruang pameran.
Pada Instalasi The Mending Project ini, sang seniman menggunakan benang berwarna – warni dan kegiatan menjahit yang difungsikan sebagai titik awal untuk mendapatkan pemahaman mengenai hubungan manusia dan barang – barang kepunyaannya.
Proyek ini mengundang pengunjung untuk datang membawa pakaian atau kain yang ingin mereka perbaiki. Seseorang yang akan memperbaikinya telah siap duduk di balik meja dihadapan sebuah dinding yang penuh dengan gulungan benang berwarna – warni, ia akan berinteraksi dengan pengunjung sembari memperbaiki kain mereka. Orang itu akan melakukan pendekatan melalui percakapan dengan pengunjung, dan setelah kain diperbaiki, kain tersebut terlebih dahulu akan diletakkan diatas meja dan masih terhubung dengan benang di dinding. Sang penjahit sengaja memberikan warna benang yang berbeda dari warna kain, sebagai kenang- kenangan akan perjumpaan tersebut.
Menarik sekali bukan? The Mending Project ini juga bagus banget buat spot foto kamu😍.
![]() |
Sonic Blossom |
Karya berikutnya yang paling menarik perhatian para pengunjung ada ‘Sonic Blossom‘ nih gaiss!. Sonic Blossom ini bukanlah sebuah Karya Seni Instalasi tetapi Seni performans.
Pada Sonic Blossom, seorang penyanyi yang menggunakan pakaian adat khas seperti orang jepang(?), akan berjalan mengelilingi ruang pameran untuk menemukan seseorang yang akan ia berikan hadiah berupa sebuah lagu yang begitu indah.
Pengunjung yang beruntung itu akan diundang untuk duduk di sebuah kursi yang dirancang khusus, dan sang penyanyi akan mempersembahkan secara langsung salah satu dari lima Lieder Schubert dengan nada yang begitu tinggi untuk pengunjung asing ini.
Asik banget yah jika kita yang mendapatkan kesempatan duduk dikursi itu😍. Eitss tapi tenang, pengunjung lain juga tetap boleh menikmati lagu itu dengan berdiri dibelakang kursi sang pengunjung yang beruntung ini. Itu sebabnya, sonic blossom ini begitu menarik perhatian.
![]() |
The Letter Writing Project |
Berikutnya beberapa langkah dari kursi Sonic Blossom, ada instalasi Yang juga kece dan Instagramble nih gais, Namanya ‘The Letter Writing Project.
Pada The Letter Writing Project, Lee Mingwei mengundang pengunjung untuk memasuki satu dari tiga bilik dengan posisi meja tulis yang berbeda di tiap biliknya (Duduk dikursi, Duduk dibantal, Berdiri), dimana pada bilik tersebut mereka dapat menuliskan surat – surat yang selalu ingin mereka tuliskan namun tidak pernah meluangkan waktu untuk hal tersebut.
![]() |
Surat Pada Dibaca Dapat Dibaca |
Surat – surat ini dapat berupa ucapan terimakasih, maaf, atau apapun yang diungkapkan kepada orang – orang terkasih yang telah hilang atau meninggalkan kita. Surat – surat ini dapat di rekatkan dan dituliskan alamat kepada yang dituju, yang nantinya akan dikirimkan oleh pihak museum macan, atau dapat juga ditinggalkan tanpa direkatkan untuk dibaca oleh pengunjung lainnya.
Saya sendiri menulis surat untuk seseorang yang telah pergi dari saya pada bilik ini, namun saya juga menyempatkan untuk membaca surat yang ada dan saya menemukan surat yang cukup menyentuh hati bertuliskan ” For Dad at Paradise “😥.
Selain karya-karya itu, ada 4 lagi karya Lee Mingwei lainnya diantaranya ada, Our Labyrinth yang merupakan seni performans. Sayangnya saat saya datang, Our Labyrinth tidak sedang dalam jadwal perform-nya. Pada Our Labyrinth ini terdapat gundukan padi ditengah sebuah karpet, yang katanya sih jika dijadwalnya, Seorang Penari akan perlahan – lahan menyapu menghamburkan gundukan padi tersebut dan mengumpulkannya kembali dengan berbagai pola secara lambat.
![]() |
Our Labyrinth |
Ada juga nih Between Going and Staying, yang berupa ruangan “Sangat Gelap” Dan dipastikan ‘”Tidak Dapat Difoto”. Satu-satunya pencahayaan pada ruangan tersebut adalah bohlam lampu yang pecah dan redup yang merupakan sumber aliran pasir hitam yang terus dialirkan jatuh dengan sangat lambat dan akan memenuhi ruangan.
Pada ruangan ini, gerakan kami dibatasi. Selain itu ruangan ini juga diikutkan dengan alunan musik tradisional khas Asia Tengah yang menciptakan momen mediatif dan ketenangan.
![]() |
The Dinning Project |
Selain karya – karya tersebut, 2 karya lainnya iyalah The Dinning Project dan Guernica In Sand. Guernica In Sand ini merupakan Lukisan Pasir raksasa yang belum selesai, dan konon katanya akan diselesaikan dan di performanskan Pada 19 Januari 2019 nanti, dimana pengunjung juga bisa ikut bersama menghancurkan Lukisan Pasir tersebut.
Duhh kedengarannya asik ya? 😅.. Hmmm gimana, tertarik ke Museum Macan tanggal 19 nanti? 😁.
Oh iya, selain Arahmaiani dan Lee Mingwei saya juga sempat menyebutkan ada karya seniman bernama On Kawara yang mengisi ruang Museum ini.
On Kawara ini rupanya bukanlah Karya yang berupa Seni Instalasi, performans, ataupun lukisan seperti kedua seniman lainnya, tetapi karya On Kawara ini rupanya berupa Pembacaan Karya yang berjudul “One Million Years“.
![]() |
Pembacaan Karya On Kawara (Photo by Suryani Palamui) |
Pembacaan Karya On Kawara ini berada terpisah dari lantai pameran, yaitu terletak dilantai 6 bersama dengan Macan Galery dan Macan Library. Sayangnya, saya tidak menyempatkan diri untuk mampir menyimak karya On Kawara ini.
So, buat kamu yang kepo tentang seperti apa sih pembacaan karya On Kawara ini, atau karya-karya lainnya yang tidak saya ceritakan. Hmmm, mending langsung saja yuk melipir ke Museum Macan 😁.
Sedikit tips nih sebelum mengunjungi museum macan, agar tidak ketinggalan jadwal perform atau event yang ada, sebaiknya cek jadwal dan tiket Museum Macan dulu nih di www.museummacan.org , or u can be found the Schedule on instagram @museummacan .
Kalian juga bisa melakukan pemesanan tiket lewat situs museum macan itu loh. Katanya sih, Tiketnya cukup mahal? Yakin nih? tapi worth it banget kan dengan fasilitas dan Instalasi – instalasi yang ditawarkan😊.
![]() |
Kotak Utak Atik @Galery Anak |
Oh iya selain karya dari seniman-seniman tersebut, Museum Macan juga menyediakan Tur dan Galeri khusus anak loh, pada Galeri Anak ada karya kotak utak atik yang unik dari kardus nih, karya seniman Indonesia Gatot Indrajati.
Pokoknya Hayuk deh, melipir ke Museum Macan😁 *Jangan Dibaca aja* 😅
Duh saya pengen banget jadi pengujung yang beruntung dan bisa duduk di kursi Sonic Blossom, duduk sendiri dan menikmati spesial nyanyian dari seniman. Seperti datang di konser private hehe
Bener banget kak…mana penyanyinya menatap tajam fokus ke kita, sembari bernyanyi penuh hasrat, siapa yg gak senang😁
Saya jg jadi penasaran baca surat For Dad at Paradise tapi sudah ku pastikan mungkin akan menitik kan air mata huhu
Bagus juga ya sistem surat menyuratnya, bs dikirimin bgtu untuk orang yg kita tuju 🙈
Bener banget kak…sy kagum banget sm ini
Sejak kalimat pertama saya sudah membayangkan tempat ini benar-benar menarik. Harus segera kesana tengok. Tapi setelah kalimat terakhir tertera lokasi: Jakarta. Hehe. Sudah kuduga, yang seperti ini biasanya di kota-kota kreatif. Reviewnya menarik, keren. Karya seni instalasi memang selalu bagus untuk refleksi.
Membaca paparan Raya tentang Museum Macan ini bikin tambah pengen ke sana.
Sungguh sangat menyesal saya gak ke Museum Macan waktu bulan November lalu 🙁
Selama ini pemikiran saya tentang musium adalah tempat yang punya hubungan dengan masa lalu. Kalo yang ini sih benar-benar modern. Semoga nanti bisa berkunjung ke sana
Keren ya musiumnya. Dibuat sangat moderen dan menyenangkan. Saya baca liputan tentang musium ini pertama kalinya di majalah inflight dan sejak itu penasaran bagaimana isinya.
Seni yang dikasih duduk dan dinyanyikan lagu, itu boleh request? Aneh juga kalo dinyanyikan lagu yang ndak disukai 😄
Unik ya museumnya.
Wow… banyak banget ya karya Lee Mingwei yang dipamerkan disini. Btw, saya jadi penasaran sama surat yang di tulis oleh For Dad at Paradis ini.
Sumpah saya kira Museum Macan hanya sekadar museum dengan spot foto instagramable tapi ternyata spot tsb merupakan karya yang ada cerita dan pesan dibaliknya. I like it! Jadi penasaran pengen ke Museum Macan dan mau liat yang Between Going and Staying meskipun gelap hihi
Kalau saya ke sana nulis apa yah kira2? Humm yang pastinya sesuatu yang touching, dan mungkin juga saya bakal kepoi surat2 di sana 😁
Berganti-ganti dih senimannya. Sa ingat tahun2 kemarin yang hits soal Museum Macan, foto di ruangan gelap dengan cahaya di mana-mana, atau dengan latar kuning totol-totol yang kutak tau apa artinya hahhaha
Bagus tawwa ini, Raya mengulas dengan lengkap, bukan hanya sekadar datang foto dan dipajang di IG
Keren-kerennya, saya kira tadi musuem macan di Makassar, sayangnya di jakarta padahal bagus-bagusnya buat foto-foto.